Senin, 25 Oktober 2010

PENGALAMAN PAHIT

sekitar 20 tahun yang lalu pengalaman yang tak pernah dilupakan, sore itu rintik-rintik gerimis mengiringi perjalanan ku. tiba disuatu desa yang tak ada lampu gelap gulita . kutemukan rumah disudut desa, seorang kakek tua menghampiri ku dan mempersilahkan aku tuk berteduh dirumahnya. ya.... aku kenal betul sosok kakek tua yang selalu menunggu ku tiap sore hanya sekedar untuk mempersilahkan mampir dan minum teh bersama buatan nenek istrinya. seperti biasanya begitu aku masuk kerumahnya langsung dua gelas teh disuguhkan, sambil bercerita kakek mempersilahkan minum dan kuminum , kutahan dan kurasakan tidak seperti biasanya, kuminum lagi untuk memastikan dan ternyata betul rasanya puuuuuaaaaaiiiit banget(itulah pengalaman pahitku)

PENGALAMAN PAHIT

Sabtu, 04 September 2010

Empat Sekawanan kikikikik..........


Sahabat,berteman,berkumpul jadinya ya seperti ini. kalau dilihat tampangnya sih.........perlente semua.......... nggak ada yang nggak keren.......so pasti Empat Sekawanan kikikikik................ datang dari penjuru dari kiri batavia alsi, bandung, borobudur,dan kemayoran campuran tau dari mana.............................slalu kompak kalau pas kompak, slalu happy kalau pas happy................bercanda so pasti. cita-cita jadi penghuni sorga serius.

Jumat, 03 September 2010

namanya .......

www.ihjava2012.com/images/borobudur3.jpg
ini namanya candi borobudur
dulu jalan raya borobudur letaknya di samping candi persis, suasana candi jaman dulu sudah hilang sama sekali terutama suara gangsingan yang selalu bersaut- sautan bunyinya seakan memanggil untuk dibeli.....


Sejuk udara membelai bulu halus , diatas bukit cemuris tepatnya tiga kilo meter sebelah barat candi yang konon katanya terbesar di dunia. Di desa kecil itulah seorang anakkecil lahir dengan keterbatasan keadaan pada waktu itu. Tumbuh menjadi kanak dengan nuansa desa tanpa aliran listrik.
======================================================================

Jumat, 21 Mei 2010

MALAM YANG CERAH

Bintang yang bersinar,
Berlomba dengan bulan yang memendar
cahaya Nur nan melankolis
Angan membumbung
pada ketinggian asa
membidik fatamurgana pada
relung relung imajinasi

bersambung......

Selasa, 04 Mei 2010

sosok sudjojono

S. SUDJOJONO
300 x 433 - 94k - gif
galeri-nasional.or.id
Tulisan S.
454 x 643 - 115k - gif
dgi-indonesia.com
S.Sudjojono,
448 x 332 - 113k - gif
nus.edu.sg
S. Sudjojono
300 x 396 - 27k - jpg
universes-in-universe.org
Sindudarsono
300 x 277 - 28k - jpg
asiasociety.org.au
S. Sudjojono
475 x 312 - 73k - jpg
universes-in-universe.org
SUDJOJONO
320 x 292 - 21k - jpg
painting-indonesiagalle...
S.Sudjojono
402 x 536 - 52k - jpg
eastjava-antique.com
Hukum Karya S.
2263 x 1699 - 2677k - jpg
dwikisetiyawan...
a Wild Field, S.
465 x 612 - 81k - jpg
artpaintingsss.com
S. Sudjojono
500 x 701 - 76k - jpg
artpaintingsss.com
Restored
400 x 300 - 60k - jpg
thejakartapost.com
digoreskan
279 x 216 - 15k - jpg
bentarabudaya.com
Sindudarsono
372 x 500 - 29k - jpg
oa.ivaa-online.org
Published by: Museum
540 x 540 - 93k - gif
dgi-indonesia.com
S. Sudjojono
475 x 368 - 69k - jpg
universes-in-universe.org
S. SUDJOJONO
300 x 300 - 10k - jpg
oneartworld.com
Affandi dan
400 x 278 - 36k - jpg
community.kompas.com
Sindudarsono
258 x 236 - 16k - jpg
senyuman-dewi-dewi...
Sudjojono, Me and
300 x 222 - 8k - jpg
michellechin.net

Rabu, 28 April 2010

lukisan

AFFANDI (1907 – 1990)

Lukisan Affandi yang menampilkan sosok pengemis ini merupakan manifestasi pencapaian gaya pribadinya yang kuat. Lewat ekpresionisme, ia luluh dengan objek-objeknya bersama dengan empati yang tumbuh lewat proses pengamatan dan pendalaman. Setelah empati itu menjadi energi yang masak, maka terjadilah proses penuangan dalam lukisan seperti luapan gunung menuntaskan gejolak lavanya.

Selasa, 27 April 2010

lukisan naturalisme

Zaman prasejarah

Secara historis, seni lukis sangat terkait dengan gambar. Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan. Sebuah lukisan atau gambar bisa dibuat hanya dengan menggunakan materi yang sederhana seperti arang, kapur, atau bahan lainnya. Salah satu teknik terkenal gambar prasejarah yang dilakukan orang-orang gua adalah dengan menempelkan tangan di dinding gua, lalu menyemburnya dengan kunyahan dedaunan atau batu mineral berwarna. Hasilnya adalah jiplakan tangan berwana-warni di dinding-dinding gua yang masih bisa dilihat hingga saat ini. Kemudahan ini memungkinkan gambar (dan selanjutnya lukisan) untuk berkembang lebih cepat daripada cabang seni rupa lain seperti seni patung dan seni keramik.

Seperti gambar, lukisan kebanyakan dibuat di atas bidang datar seperti dinding, lantai, kertas, atau kanvas. Dalam pendidikan seni rupa modern di Indonesia, sifat ini disebut juga dengan dwi-matra (dua dimensi, dimensi datar).

Objek yang sering muncul dalam karya-karya purbakala adalah manusia, binatang, dan objek-objek alam lain seperti pohon, bukit, gunung, sungai, dan laut. Bentuk dari objek yang digambar tidak selalu serupa dengan aslinya. Ini disebut citra dan itu sangat dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis terhadap objeknya. Misalnya, gambar seekor banteng dibuat dengan proporsi tanduk yang luar biasa besar dibandingkan dengan ukuran tanduk asli. Pencitraan ini dipengaruhi oleh pemahaman si pelukis yang menganggap tanduk adalah bagian paling mengesankan dari seekor banteng. Karena itu, citra mengenai satu macam objek menjadi berbeda-beda tergantung dari pemahaman budaya masyarakat di daerahnya.

Pada satu titik, ada orang-orang tertentu dalam satu kelompok masyarakat prasejarah yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menggambar daripada mencari makanan. Mereka mulai mahir membuat gambar dan mulai menemukan bahwa bentuk dan susunan rupa tertentu, bila diatur sedemikian rupa, akan nampak lebih menarik untuk dilihat daripada biasanya. Mereka mulai menemukan semacam cita-rasa keindahan dalam kegiatannya dan terus melakukan hal itu sehingga mereka menjadi semakin ahli. Mereka adalah seniman-seniman yang pertama di muka bumi dan pada saat itulah kegiatan menggambar dan melukis mulai condong menjadi kegiatan seni.

[sunting] Seni lukis zaman klasik

Seni lukis zaman klasik kebanyakan dimaksudkan untuk tujuan:

  • Mistisme (sebagai akibat belum berkembangnya agama)
  • Propaganda (sebagai contoh grafiti di reruntuhan kota Pompeii),

Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.

[sunting] Seni lukis zaman pertengahan

Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama di zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas.

Kebanyakan lukisan di zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme. Sehingga sulit sekali untuk menemukan lukisan yang bisa dikategorikan "bagus".

Lukisan pada masa ini digunakan untuk alat propaganda dan religi. Beberapa agama yang melarang penggambaran hewan dan manusia mendorong perkembangan abstrakisme (pemisahan unsur bentuk yang "benar" dari benda).

[sunting] Seni lukis zaman Renaissance

Berawal dari kota Firenze. Setelah kekalahan dari Turki, banyak sekali ilmuwan dan budayawan (termasuk pelukis) yang menyingkir dari Bizantium menuju daerah semenanjung Italia sekarang. Dukungan dari keluarga deMedici yang menguasai kota Firenze terhadap ilmu pengetahuan modern dan seni membuat sinergi keduanya menghasilkan banyak sumbangan terhadap kebudayaan baru Eropa. Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.

Tokoh yang banyak dikenal dari masa ini adalah:

Senin, 26 April 2010

Bali Topeng or Mask Dance

Bali Topeng or Mask Dance


Bali Topeng Dance

Topeng in Balinese language mean Mask, Mask Dance is a kind of balinese traditional artistic dance…

Topeng or Mask dance is performed during ritual procession, There are many Kind of mask dance, one of them is Topeng Pajegan, this dance was played by a dancer, he only change the mask according to the character in the story and then Topeng sidakarya is mask dance which only performed in ritual ceremony, the dance played to complete the procession of ceremony, sidakarya mean finish. usually the mask which used is sacred and only use when performed the ritual ceremony.

In Bali, find the Mask is so easy, like in Sukawati art market at gianyar regency near Ubud there are many kind of balinese mask but the mask is not sacred. and many mask carver around UBUD village, you can order the mask what you want… and if you want to learning how to dance Topeng or mask dance there are many art organization called Sanggar Tari and you can learn there. Bali Tours Guide will help you to go to that place.

Topeng is beautiful and artistic sacred dance.